Arsip Blog

Kristen Sebagai Agama Resmi Romawi

Gereja di bawah Kekaisaran
Romawi Periode ini dimulai sejak pertobatan
Kaisar Konstantinus I dan
menjadikan Kristen sebagai agama
resmi Romawi, hingga dimulainya
Abad Pertengahan, yaitu ketika
Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, kira-kira tahun
313 hingga 476. Pada periode ini
Kepausan mulai berkembang,
orang-orang Kristen tidak dianiaya
sekejam dulu lagi, agama dan politik
mulai bercampur jadi satu, dan Alkitab bahasa Latin yang memuat
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
dikanonisasi. Gereja pada Abad Pertengahan Periode ini dimulai sejak berakhirnya
kekuasaan Kaisar Romawi Barat
hingga dimahkotainya Charlemagne
menjadi Kaisar Eropa Barat, kira-kira
tahun 476 hingga hari Natal tahun
800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, mengalami
kemunduran moral. Para Paus
dipaksa untuk terlibat lebih dalam
lagi dalam politik, yang seringkali
kotor, dan harus mengimbangi
keinginan Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di
Barat. Meskipun kebanyakan orang
Kristen pada periode ini bermukim di
Asia Minor, namun penyebaran Injil
terus dilakukan ke berbagai pelosok
Eropa yang akan memengaruhi sejarah Abad Pertengahan.
Selama Abad Pertengahan di Eropah,
Gereja Katolik Roma terus
memegang kekuasaan, dengan Paus
sebagai pemegang kekuasaan atas
semua jenjang kehidupan dan hidup seperti raja. Korupsi dan ketamakan
dalam kepemimpinan gereja adalah
hal yang umum. Dari tahun 1095
sampai 1204 para Paus mendukung
serangkaian perang salib yang
berdarah dan mahal dalam usaha untuk mengusir kaum kaum
Muslimin dan membebaskan
Yerusalem. Gereja pada awal mula Eropa Periode ini dimulai sejak penahbisan
Karel Agung sebagai Kaisar Eropa
Barat hingga kejatuhan Kekaisaran
Romawi Timur dengan direbutnya
Konstantinopel oleh bangsa Turki
(1453) dan Reformasi Protestan, kira-kira tahun 800 hingga 1500.
Pada mulanya, hampir seluruh Eropa
Barat di bawah kekuasaan Kaisar
Kristen, Karel Agung. Misionaris-
misionaris mulai dikirim ke Eropa
Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membuat perubahan dari
dasar setelah melihat keadaan gereja
yang memburuk, dan Perang Salib
dengan bangsa Asia dimulai, namun
universitas mulai dibuka sehingga
tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga dapat membaca dan
menulis. Selain itu terjadi perpisahan
antara gereja Katolik Barat di Eropa
Barat dan gereja Ortodoks Timur di
Asia Kecil.
Reformasi Protestan di Eropa Periode ini diwarnai oleh tokoh-
tokoh yang membawa pembaruan
dalam gereja Katolik Roma, kira-kira
tahun 1517 hingga 1600. Tokoh-
tokoh Reformasi seperti Martin
Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada akhirnya mengakhiri dominasi
para uskup dan biarawan dalam
mempelajari Alkitab. Reformasi
Protestan menyebabkan Kontra-
Reformasi dan reformasi lainnya di
Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum
Protestan yang dianiaya di Eropa,
terutama Inggris, melarikan diri ke
Amerika dan memulai negara baru
yang berlandaskan kekristenan.
Dalam waktu seratus tahun, terjadi lebih banyak peristiwa-peristiwa
penting dari abad-abad sebelumnya,
dan seluruh Eropa Barat terancam
perang saudara. Di Inggris, Perancis,
Spanyol, Swiss, Skotlandia,
pertentangan antara bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik
menyebabkan pertumpahan darah.
Gereja pada Abad Penjelajahan dan
Abad Penerangan
Sejak abad ke-17, penjelajah-
penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang
bersamaan membawa iman mereka
ke seluruh dunia. Terkadang
penduduk asli yang mereka datangi
dipaksa menerima iman mereka di
bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di
luar Eropa adalah berkat jasa-jasa
para misionaris tak bernama baik
Kristen maupun Katolik, yang tinggal
dan mengajar masyarakat setempat. Gereja Modern Saat ini Gereja Katolik Roma dan
Gereja Ortodoks Timur telah
mengambil langkah-langkah untuk
memperbaiki hubungan mereka
yang rusak, sebagaimana dilakukan
pula oleh Katolik dan Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan
berakar kuat dalam teologia
Reformed. Gereja juga menyaksikan
bangkitnya Pentakostalisme,
gerakan Karismatik, oikumenisme
dan berbagai ajaran sesat. Kalaupun kita hanya belajar satu hal
dari sejarah Gereja, kita perlu
mengenali pentingnya “Hendaklah
perkataan Kristus diam dengan
segala kekayaannya (Kolose 3:16).
Setiap kita bertanggung jawab untuk mengetahui apa kata Alkitab dan
untuk hidup menaatinya. Ketika
gereja melupakan apa yang
diajarkan Alkitab dan mengabaikan
pengajaran Yesus, kekacauan
merajalela. Saat ini ada banyak gereja, namun
hanya satu injil. Itu adalah
“mempertahankan iman yang telah
disampaikan kepada orang-orang
kudus.” (Yudas 3). Mari kita dengan
hati-hati mempertahankan iman itu dan meneruskannya tanpa
mengubahnya. Dan kiranya Tuhan
terus memenuhi janjiNya untuk
membangun gerejaNya.